Hati-Hati, Ini Dia Ciri Pesan Hoaks Tentang Kesehatan di Sekitar Kita!

Contoh Hoaks mie instan penyebab kanker payudara yang diklarifikasi oleh Kominfo (Sumber: https://www.kominfo.go.id/)
 

Ting…! 

Notifikasi smartphone saya menunjukkan ada pesan masuk baru saja dari WhatsApp. Kata pengirimnya kita harus waspada makan mie karena ada zat beracun yang menyebabkan kanker. Tapi rupanya tidak berhenti di situ saja, pengirimnya meminta kita untuk share ke semua orang di kontak kita, mandate dari kementerian kesehatan katanya. Saya kembali misuh-misuh, pesan sejenis ini bisa saya hapus seketika. Namun, ingatan saya melayang ke rekan, saudara, orang tua dan masyarakat yang menerima pesan berantai serupa. 

Bagaimana ya, belum tentu semua orang bisa langsung memilah mana yang fakta dan mana yang hoaks dengan cepat. Perbedaan usia, jenjang pendidikan dan tingkat penguasaan teknologi menjadi tantangan tersendiri untuk menyaring informasi dengan baik sebelum sharing ke orang lain. Banyak sekali hoaks yang berkembang di masyarakat, apalagi isu kesehatan yang baru-baru ini bikin heboh dan gempar dunia persilatan. Misalnya kasus hoaks beberapa merek mie instan yang konon katanya mengandung zat karsinogenik yang akhirnya sampai ditarik oleh BPOM dan beberapa Lembaga otoritas pengawasan makanan di negara tetangga. 

Berita hoaks merebak dengan cepat dengan berbagai atributnya, ada yang bilang dari BPOM, ada yang bilang dari Menkes dan lain-lain. Hal ini tentu saja meresahkan, karena masyarakat tidak mendapatkan informasi secara utuh, menganggap pesan yang mereka terima sudah valid 100%. Pesan berantai ini tentu saja membuat kita menjadi was-was dan cenderung panik, kemudian kita jugalah yang menyebarkan lagi kepada orang lain di sekitar kita. 

Supaya kita terhindar dari hoaks dan tidak menjadi penyebar hoaks, ada beberapa ciri-ciri pesan hoaks yang bis akita cek terlebih dahulu sebelum kita sebarkan ke orang lain. 


  1. Pesan hoaks isinya panjang kali lebar kali tinggi Coba deh sesekali kita perhatikan pesan yang bersifat hoaks, isinya panjangnya minta ampun, bisa beberapa kali kita klik “read more” kalau pada WhatsApp ya. Ini ciri-ciri lumrah, agar kita baca judulnya, lalu scroll sampai ke paling bawah yang berisi pesan bahaya dan siapa yang menulisnya. Pesan ini sengaja dibuat panjang, agar kita tidak baca lengkap, dan pasti ada rasa enggan untuk mencerna semua informasi atau menggali lebih jauh.
  2. Pesan hoaks cenderung berisi pesan waspada dan bahaya Ciri lainnya hoaks itu kalau pesannya berisi permintaan kewaspadaan dan juga membeberkan bahaya yang kesannya sangat “gawat”. Dari membaca pesannya saja, kita bisa melihat intensinya yang cenderung menyuruh atau menghimbau kita untuk hati-hati, menjauhi sesuatu, dan bahkan menyalahkan pihak tertentu. Sebagai contoh kasus mie instan kanker tadi. Mau tak mau merek mie instannya akan jadi korban, akan disalahkan, atau bahkan mungkin terjadi fitnah. 
  3. Pesan hoaks disisipi dengan kata pada ahli, stakeholder, pemerintah atau pengalaman dari orang lain yang terkenal atau terkesan sangat berpendidikan Ciri hoaks selanjutnya yang super meyakinkan adalah pesan tersebut seakan ditulis oleh ahli tertentu, kalau dalam konteks kesehatan biasanya sering ditulis oleh dokter x, y, z yang lulusan universitas terkenal di China atau di US. Dokter ini dicatut Namanya karena beliau terkenal dalam bidang kesehatan. Saya sendiri pernah menemukan salah satu kolega saya di kantor yang namanya dituliskan sebagai salah satu penulis pesan hoaks. Sampai dibuatnya klarifikasi kalau beliau tidak pernah menuliskan pesan hoaks tersebut. 
  4. Pesan hoaks biasanya minta untuk “disebarluaskan” Nah ini ciri berikutnya yang paling sering. Pesan hoaks diharapkan tidak hanya berhenti di satu orang saja, melainkan bisa meluas sampai ke semua kalangan. Oleh karena itu, biasanya pasti ada keterangan di bagian bawahnya, kalau pesan ini jangan berhenti di kamu, maka silahkan untuk disebarluaskan. Bahkan beberapa pesan hoaks lebih nyeleneh lagi, karena meminta untuk menyebarkan minimal ke sejumlah orang atau isinya ada ancaman. 
  5. Pesan hoaks dilengkapi dengan bukti-bukti berupa gambar atau video Ini yang bkin paling pusing kalau udah pesannya hoaks, eh ditambah lagi dengan gambar atau ilustrasi yang bikin kita merinding. Misalnya saja ada hasil berupa tes kesehatan yang diambil secara tidak bertanggung jawab dan akhirnya dibuat seolah karena pengaruh konsumsi mie instan jadi terkena kanker stadium akhir yang sudah metastasis. Gambar atau video ini bikin “blunder” karena terkesan sangat meyakinkan. 
Nah, supaya kita tidak terjerumus dalam jebakan “Batman” hoaks, sudah saatnya kita saring dulu sebelum sharing. Cara saringnya bisa melalui pencarian informasi yang kredibel dari website asli atau media terpercaya. Misalnya kita cek langsung ke website BPOM, Kemenkes atau Kominfo. 

Supaya lancar, kita juga perlu pastikan kuota internet kita cukup, karena untuk mencari kebenaran, kita perlu butuh beberapa waktu “semedi” dan “berselancar” di sumber yang valid. Salah satunya bisa menggunakan internet provider IndiHome dari Telkom Indonesia. 

IndiHome yang merupakan produk unggulan dari Telkom Indonesia ini memiliki banyak paket yang bisa kita gunakan bersama di rumah. Internet provider yang tepat dapat menjadi andalan kita untuk menangkis hoaks di sekitar kita terutama pada bidang kesehatan. Jika kita sudah mencari informasi yang valid dan merasa pesan yang kita peroleh hoaks, kita bisa cek ke Kominfo info hoaks ya, lebih bagus lagi kalau sekaligus kita laporkan di sini ya.

 Yuk, stop berita hoaks bersama!

Comments