 |
Stroke merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan kematian (sumber: news.stjohnvic.com.au/stroke-first-aid/) |
Apakah kamu tahu kalau saat ini penyakit stroke
di Indonesia ada tahun 2018 meningkat sebanyak 3,9 poin dari tahun 2013 lalu
(sumber: Riskesdas, 2018). Hal ini menandakan bahwa pola dan gaya hidup
masyarakat Indonesia mulai menurun kualitasnya. Bagi kalian yang belum tahu,
penyakit stroke disebakan karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah
sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Penyumbatan aliran darah ini
mengakibatkan suplai darah ke beberapa organ menjadi tersendat, efeknya adalah
pembuluh darah pecah. Penyakit stoke jaman now tidak hanya menyerang penduduk
dengan usia diatas 50 tahun saja loh. Saat ini sudah banyak muda-mudi yang juga
sudah stroke pada usia produktif. Loh kok bisa ya?
 |
Duh, mager akutu! (Sumber: bernas.id) |
Tentu saja jawabannya adalah pola hidup yang serba
“mager”. Kemana-mana sekarang sudah pakai kendaraan pribadi, mau makan tinggal
pesan lewat aplikasi online, mau belanja juga tidak perlu repot ke toko tinggal
nunggu diantar. Kehidupan milenial yang serba praktis dan cepat ini justru
menjadi boomerang. Ya, tanpa kita sadari frekuensi duduk kita dalam sehari dapat
mencapai 8-10 bahkan bisa 15 jam perhari. Bayangkan dengan pergerakan aktivitas
fisik yang sangat minim, konsumsi makanan yang cepat saji dan juga gaya hidup
mager ini menjadi “bom waktu”.
Jalan kaki kunci hidup sehat
 |
Jalan kaki rutin dapat menurunkan faktor resiko stroke (sumber: nakita.id) |
Sejatinya kita tidak memerlukan olahraga
ekstrim seperti gym setiap hari, cukup melakukan aktivitas olahraga ringan
dengan teratur, niscaya kita bisa memperoleh menfaat kesehatan. Tapi saya kan
sibuk, banyak kerjaan dengan segudang aktivitas sana-sini? Bagaimana saya bisa
melakukan olahraga ringan setiap hari? Tunggu dulu, bayangan olahraga ringan
ini tidak mellu harus ribet loh. Jalan kaki. Sebuah aktivitas ringan yang jika
bisa dilakukan secara teratur minimal 30 menit saja sehari akan dapat
menurunkan faktor resiko stroke sebsar 20-40%. Berdasarkan penelitian dari
Harvard Medical School, para respondennya yang rutin berjalan kaki setiap
harinya dapat menurunkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler sebanyak 30%.
Wow!
Jika pekerjaan saya tidak membutuhkan banyak
jalan kaki dan cenderung bekerja di balik computer, bagaimana saya bisa
menerapkan jalan kaki setiap hari? Apakah saya harus keliling-keliling kantor
sambil menenteng laptop? Tunggu dulu Ferguso. Berjalan kaki itu cukup dengan komitmen,
misalnya kamu setiap hari dari rumah ke kantor naik kendaraan pribadi, nah ini
langkah pertama kamu harus mengurangi penggunaan kendaraan pribdi. Ingat, itu
pemicu mager Ferguso! Oleh karena itu, penggunaan transportasi umum seperti kereta,
busway atau MRT bisa menjadi jalan keluar yang pas buat kamu. Cari transportasi
umum yang terdekat dengan kantor, mungkin kamu bisa berjalan dari titik satu ke
titik lain selama perjalanan. Selain hemat ongkos dan juga ramah lingkungan,kamu
juga telah menerapkan jalan kaki biarpun mungkin durasinya sedikit. Inget, kuncinya
teratur yaa gais.
Kampanye Jalan Hijau: program dari BPTJ untuk
hidup sehat dan ramah lingkungan
 |
Salah satu pesan dari Kampanye Jalan Hjau: "Kalau Dekat Jalanin Aja" (sumber: dokumentasi pribadi) |
Tidak hanya Kementerian Kesehatan yang gencar mengkampanyekan
budaya hidup sehat melalui Gerakan Masyarakat Sehat (Germas). Badan Pengelola
Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pun menginisiasi sebuah program yang bernama
Kampanye Jalan Hijau. Program ini dijalankan di beberapa titik di dekat
terminal dan stasiun Jabodetabek seperti Depok, Jakarta dan Bekasi pada tanggal
19-22 Agustus 2019. Kampanye Jalan Hijau bertujuan untuk mengedukasi dan
mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum dan juga
membudayakan jalan kaki.
Jalan Hijau mengandung makna bahwa semakin
banyak masyarakat yang meninggalkan kendaraan pribadi (beralih ke kendaraan
umum) dan berjalan kaki pada setiap kesempatan saat beralih dari satu moda
transportasi umum ke moda transportasi umum lainnya, maka akan memberikan
dampak yang positif. Dampak positifnya antara lain untuk menjaga kesehatan dan juga
pastinya akan memberikan manfaat bagi lingkungan, karena penggunaan
transportasi umum akan mengurangi polusi udara.
 |
Seorang pengguna transportasi umum sedang mengisi kuisioner Kampanye Jalan Hjau (sumber: dokumentasi pribadi) |
Dengan berfokus pada dua isu utama yaitu isu
kesehatan dan isu transportasi, BPTJ memberikan apresiasi terhadap pengguna
transportasi umum dan pejalan kaki di sekitar terminal dan stasiun Jabodetabek.
Pada tanggal 20 Agustus 2019, saya sedang melewati stasiun MRT Dukuh Atas. Saya
melihat booth BPTJ dan para Taruna dari Sekolah Tinggi Transportasi Darat
(STTD) sigap memberikan apresiasi berupa tumbler, masker dan kipas. Uniknya,
tumbler tidak dibagikan dengan percuma. Kita harus mengisi kuisioner mengenai
pedestrian dan juga transportasi umum. Saya sangat mengapresiasi Kampanye Jalan
Hijau ini. Pesan-pesan di papan dan spanduk juga unik dan kreatif, misalnya “daripada
jalan sama mantan lebih baik jalan sama kaki”.
 |
Saya selalu usahakan jalan kaki secara teratur dari kos ke kantor yang jaraknya 2 km bolak-balik (sumber: dokumentasi pribadi) |
Jalan kaki dan menggunakan transportasi umum
adalah jiwa saya. Setiap hari saya selalu berjalan 2 km bolak-balik dari kantor
ke kos yang memakan waktu 10-15 menit. Saya juga selalu menggunakan transportasi
umum, karena menurut saya lebih hemat, fleksibel dan jarak tempuhnya cepat. Saya
bisa terlambat bila naik kendaraan pribadi dan bermacet-macet ria di jalanan.
Nah, yuk kita mulai tinggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi
umum, jangan lupa jalan kaki juga ya. Karena sehat itu kita yang rasakan
manfaatnya bukan orang lain, kalau dekat jalanin aja!
Comments
Post a Comment