Bakso Bom Mas Erwin yang "BOMBASTIS" (Dokpri) |
Bakso, sebuah makanan ajaib yang
membuat imajinasiku menjadi hidup dan pastinya membuat perut ini tidak lagi
berteriak minta diisi. Bakso tidak sekedar menjadi makanan yang menggugah
selera iman ketika hari hujan, menjadi teman cemilan di kala perut ini “galau”
untuk memutuskan apakah ia masih lapar ataukah sudah kenyang, menjadi
penyelamat ketika semua kedai makanan sudah tutup. Bakso menempati posisi yang
lebih dari itu, karena ia menjadi cerita yang manis untuk saya, kamu dan kita. Bakso
telah merangkai setiap kenangan, menemani saya tumbuh dan berkembang sampai
saat ini.
Mungkin sedikit aneh karena saya
memandang makanan yang bulat-bulat ini dari sisi yang lain. Biarlah. Bagiku,
bakso bukan hanya bulatan daging sapi olahan semata, namun telah saya
delegasikan sebagai saksi kisah hidupku. Mangkuk bakso pertama yang saya
nikmati yaitu saat saya berada di bangku Sekolah Dasar kelas 3 tahun 1999. Hampir
setiap hari Jumat, saya selalu memesan bakso di kantin sekolah setengah porsi.
Porsi yang mungil dan pas buatku dengan komposisi 3 bakso halus didalamnya
beserta kombinasi bihun dan mie putih yang ditaburi dengan daun bawang seledri
dan bawang goreng. Siraman kuah dan tambahan kecap mewarnai mangkuk pertama
baksoku yang kala itu hanya seharga 3000 rupiah. Bahagia? Pastinya. Hari Jumat
jam 12.00 WIB adalah saat yang berharga, ketika saya dipertemukan dengan bakso
favoritku. Bakso mampu mengubah “mood”
hariku menjadi menyenangkan, dikala pukul 13.00-15.00 harus kujalani latihan Marching Band yang menguras tenaga. Yah,
memang pertemuan itu tidak selalu rutin setiap minggu, namun kenangan akan
bakso sekolah membuat saya mencintainya hingga saat ini. Semenjak itu, saya
selalu mencari dan mencoba banyak kedai bakso termasuk bakso keliling. Berapa
banyak mangkuk bakso yang telah saya habiskan selama ini ya? Tolong jangan
membuatku menghitungnya ya karena itu sangat banyak, hehehe.
Sebagai pecinta bakso yang baik
dan perfeksionis, saya mempunyai kriteria “sajian lezat” ala pribadi saat
memakan bakso. Pertama bakso dengan kombinasi mie kuning dan bihun, kedua saya
suka dengan konsep bakso sehat minim atau non MSG yang menggunakan sayuran hijau
yang segar (adanya toge menjadi nilai plus), ketiga saya tidak akan melewatkan irisan
kecil daun bawang seledri dan taburan bawang goreng yang membuat aroma bakso
menjadi khas, keempat saya bisa membedakan mana kuah bakso yang “segar” dan
“tidak segar”, kelima sambal dan kecap pilihan terbaik akan menentukan cita
rasa final bakso tersebut.
Sama halnya dengan orang-orang
penting dalam hidup kita (orang tua, kakak, adik, sahabat atau kekasih), bakso
juga menempati loker penyimpanan penting dalam ruang memori otakku. Bakso-bakso
yang memenuhi kriteria “sajian lezatku” akan menjadi prioritas utama dalam
ingatanku. Sampai pada suatu hari, saya menobatkan salah satu bakso menjadi “role model” dari standar bakso yang
selama ini telah saya buat. Bakso Bom Mas Erwin namanya. Pertama kali melihat
nama kedai bakso ini, saya mulai berpikir. “Wah, bakso bom itu seperti apa sih?
Apakah bentuknya seperti bom ya? Bagaimana ya rasanya?” pada perburuan bakso
kali ini saya tidak sendirian, saya mengajak adik (Winda Erlina) beserta kedua
temanku (Noval Kurniadi dan Kak Nugroho Azhar). Kami memutuskan untuk mencoba
Bakso Bom Mas Erwin yang berlokasi di daerah Blok M, Jakarta Selatan. Bakso Bom Mas Erwin ini terletak di daerah yang sangat strategis karena posisinya berada
di depan Hotel Amoz Cozy dan Hotel Melawai. Sesampainya di sana ternyata kami
tidak sendirian, ada beberapa teman baru yang juga “penasaran banget” ingin
mencoba bagaimana sih “sensasi rasa” Bakso Bom Mas Erwin. Berkat kecintaan kami
akan bakso, pertemanan pun terjalin. Kami mulai “membedah” buku menu yang
menyajikan berbagai ragam bakso dan minuman dengan spesifikasi harga yang
menurut kami sangat terjangkau. Wah senangnya!
Buat kamu yang penasaran apa saja
sih menu-menu di Bakso Bom Mas Erwin ini, kebetulan saya punya beberapa fotonya
nih:
Bakso Bom Beranak lima biji, menu legend disini loh, wajib coba! (Dokpri) |
Bakso Bom Iga menjamin harimu ga bete lagi deh (Dokpri) |
Bakso Bom Keju meleleh banget di mulut, yummy (Dokpri) |
Bakso Bom Pedas, jangan ngaku suka pedes deh kalau belum nyobain ini (Dokpri) |
Bakso Bom Telor khusus buat yang kurus-kurus nih (Dokpri) |
Bakso Bom Urat "basic"nya bakso ada disini (Dokpri) |
Bakso Bom Granat, wuih mantap! (Dokpri) |
Bakso Bom Ceker pas banget buat para pecinta ceker sejati (Dokpri) |
Bakso Bom Yamin yang membuat lidahmu berdansa (Dokpri) |
Masih mau nambah, tenang kamu bisa pesan tambahan bakso satuan ya (Dokpri) |
Jujur kami semua sempat beradu
pendapat dahulu sebelum menentukan pilihan. Ternyata memilih menu bakso sulit
juga ya karena kapasitas perut dan keinginan lidah sungguh berbeda. Setelah
melalui beberapa pertimbangan, saya dan Winda memilih menu Bakso Bom Beranak,
Noval memilih menu Bakso Bom Keju dan Kak Nugroho memilih menu Bakso Bom Pedas.
Setiap menu memiliki tagline yang
unik misalnya Bakso Bom Iga dengan taglinenya
“Sensasi kenikmatan iga impor yang bisa melepaskan kepenatan harimu” atau Bakso
Bom Telor dengan taglinenya “Buat loe
yang badannya kurus seringlah makan Bom Telur.” Wah, tak sabar rasanya menunggu
pesanan kami datang.
Sembari menunggu saya
terinspirasi nih menjadi reporter bakso dadakan, jadilah saya mewawancarai Mas
Johan yang merupakan salah satu “chef”
peramu bakso di Dapur Bakso Bom Mas Erwin cabang Blok M. Mas Johan bercerita
bahwa totalnya sudah ada 17 cabang Bakso Bom Mas Erwin di Jabodetabek, dengan
salah satu nama pemiliknya yaitu Bapak Anke Dwi Saputro. Adapun menu bakso yang
menjadi “andalan” dan paling “hits” di sini yaitu “Bakso Bom Beranak”. Saya pun
penasaran berapa banyak ya anak baksonya? Mas Johan menjawab dengan mantap ada
5 anak baksonya. Wah sungguh jumlah yang banyak ya.
Wawancara singkat dengan Mas
Johan membuat saya berkeliling sambil melihat poster-poster mengenai Bakso BomMas Erwin. Luar biasa, ternyata Bakso Bom Mas Erwin ini sehat, karena TIDAK menggunakan
vetsin alias MSG pada kuah baksonya, dan yang paling penting adalah BEBAS BORAX
dan FORMALIN. Bagi kamu pecinta micin eh vetsin, tenang saja kamu bisa meminta
vetsin kok untuk kamu tambahkan sendiri sesuai dengan selera. Selain itu, kecap
Bango dan saos sambal Belibis menjadi primadona pelengkap cita rasa yang
mantap. Bakso Bom Mas Erwin juga halal loh dan 100% menggunakan daging sapi asli.
Kecap Bango, Saos sambal Belibis pelengkap cita rasa Bakso Bom (Dokpri) |
Ibu Hamil makan bakso gratis loh...Berkah banget yaa... :) (Dokpri) |
Bakso Bom Mas Erwin bebas formalin dan boraks loh..sehat banget deh..DIJAMIN! (Dokpri) |
Ada satu poster yang sungguh
membuat saya berdiri agak lama sambil menatapnya “Ibu hamil gratis makan di
sini selamanya.” Sungguh luar biasa, baru kali ini saya menemukan kedai bakso
yang memberikan porsi bakso gratis bagi ibu hamil serta jaminan rasa
berdasarkan komposisi tepung dan daging sapi yang perbandingannya 1:10. “Saat
saya hamil suatu hari nanti, saya akan ke sini setiap hari nih, hehehe.”
Mungkin karena salah satu menunya (Bakso Bom Beranak) ya.
Tidak terasa bakso pesanan kami
datang juga. Wah, tak sabar lagi rasanya untuk segera melahap baksonya. Tunggu
dulu, sebelum makan saya melakukan penilaian terhadap tampilan dan cara
penyajiannya. Mangkuknya unik berbentuk seperti cangkang kerang yang cukup
lebar, komposisi isi (bakso, toge, sayur, mie, bihun, daun bawang dan bawang
seledri) serta kuahnya bening dan menggoda selera iman.
Bakso Bom Beranak 5...Menggoda selera iman ya... (Dokpri) |
Oke ini dia saatnya, mari makan.
Pertama kali saya penasaran dengan isi baksonya yang beranak 5 itu, dan setelah
saya hitung jumlahnya benar pas ada 5 anak bakso imut di dalamnya. Mie dan
bihunnya memiliki tingkat kematangan yang pas saat disajikan, begitu pula
dengan sayuran hijau dan toge yang masih fresh.
Baksonya JUARA, rasa “daging sapi” banget, teksturnya kenyal dan lembut. Kalau
ada skala penilaian 1-100, Bakso Bom Beranak ini nilainya 100 buatku. Apalagi
saat menyeruput kuahnya, hmmmm...sedappp segarrr dan pastinya membuat “ketagihan”.
Komentar yang sama juga dilontarkan oleh adiku, Noval dan Kak Nugroho serta teman
lain yang sangat khidmat saat memakan bakso, sampai akhirnya tandas juga bakso
di mangkuk kami. Menurut Noval, kejunya enak banget terasa meledak dimulut,
kuahnya “MAKNYUSS”. Menurut Kak Nugroho, Bakso Bom Pedasnya enak banget deh,
TOP ABIS!
Kalau ada pepatah “Tidak kenal
maka tidak sayang” saat kita belajar bahasa Indonesia jaman SD, kalau dalam
dunia perkulineran ada pepatah “Tidak coba maka tidak ketagihan.”
Bagiku kamu itu unik dan menarik
Alangkah syahdunya saat melihatmu
tersaji
Kuah segar menjadi pelengkap cita
rasa
Siapapun tak mampu menolak
Olahan daging sapi khas “BAKSO BOM MAS ERWIN”
Bakso BOM emang yahud! Sekali nyoba bikin ketagihan! Kuy lah ke bakso bom lagi xoxoxo
ReplyDeleteAyukk ke sana lagi Valka.. :)
DeleteYuk lah kali ini ke Cabang Bekasi ya wkwk
DeleteAku pengen nyobain bakso bom telur deh
ReplyDeleteIya nih..aku juga..yuk nanti ke sana lagi..mba Windah pernah ke Bakso Bom Mas Erwin cabang yang mana? Trima kasih ya mba sudah mampir ke sini.. ^^
DeleteKerenn pake bingitt. Rasanya juara apalagi baksonya paling istimewa. Kita kudu, musti dan wajib datang kembali lain waktu. Kalo perlu ngadain reunian di sana deh. HAPPY!!
ReplyDeleteBetul banget..yuk lah kak..kita ke sana lagi ya..nyobain menu lain yang pastinya Bom-Bastis di lidah...^^
Deleteini comment'a TOP abis.. ngajak reunian? berasa tuwir tuh pasti si Sam... hahaha.,
Deleteaih banyak variannya bikin ngiler nih
ReplyDeleteIya Mba Wulan..pengen banget ya nyobain semuanya deh.. terima kasih ya sudah mampir mba
DeleteWulan..